Selasa, 18 November 2008

Daftar Akpol Harus Sarjana

Mulai tahun 2008 demi peningkatan sumber daya manusia di kepolisian, maka mabes polri memutuskan bahwa syarat untuk menjadi taruna Akademi Kepolisian (Akpol) minimal harus mengantongi ijazah sarjana S1.

Tidak semua jurusan dapat masuk akpol. Pada tahun 2008 yang diterima hanya jurusan hukum, teknik informatika, manajemen informatika, akuntansi ,manajemen, antropologi sosial, ilmu komunikasi, hubungan internasional, ilmu politik, sosiologi, kriminologi, matematika, fisika dan statistika. Dan tentu saja dari perguruan tinggi yang terakreditasi, dengan IPK min 2,5 bagi S1 dan 2,75 bagi S2.
.
Sebuah syarat yang cukup bagus, apalagi sekarang ini banyak sarjana yang nganggur, ditambah lagi dengan sering terjadinya kasus kekerasan didalam dunia pendidikan tinggi termasuk dalam pendidikan kedinasan. Diharapkan dengan syarat harus sarjana ini, pola pikir mahasiswa akpol akan menjadi lebih dewasa.

Hanya sayangnya ada salah satu syarat yang cukup berat, yaitu belum menikah dan tidak menikah selama proses pendidikan pembentukan. He he he keburu tua pak.

Rabu, 29 Oktober 2008

Tes Buta Warna

Berikut ini adalah contoh sederhana test buta warna.

Terlihat angka 25 oleh mata normal.


Terlihat angka 45 oleh mata normal.


Terlihat angka 56 oleh mata normal.


Terlihat angka 6 oleh mata normal.

Terlihat angka 5 oleh mata normal, dan 2 oleh mata buta warna hijau-merah

Sumber : www.14n.org

Jual Beli Ijazah

Sudah menjadi suatu hal yang umum sekarang ini, bahwa menyandang gelar kesarjanaan merupakan suatu kebanggaan. Selain menaikkan status sosial di dalam masyarakat, dengan gelar tersebut anda dapat memegang jabatan di dalam instansi tempat anda bekerja.

Anda pernah mendengar istilah ijazah aspal (asli tapi palsu) bukan? Yaitu suatu ijazah yang didapatkan tanpa sebagaimana mestinya.

Jual beli ijazah di Indonesia saat ini marak sekali, biasanya ijazah yang diperjualkan adalah ijazah SMA. Dan sekarang ini yang sedang trend adalah jual beli gelar/ijazah perguruan tinggi. Dan hal ini dilakukan dengan secara terang-terangan dengan mengiklankan di media massa. Dan sangat disayangkan pihak dikti, kopertis maupun kepolisian tidak proaktif dalam masalah ini.

Beberapa perguruan tinggi ditengarai melakukan tindakan memalukan ini, dari yang statusnya dalam taraf ijin penyelenggaraan sampai yang sudah terakreditasi. Modusnya bermacam-macam, ada yang harus mengikuti kuliah dahulu, ada yang tinggal mengikuti ujian skripsi, dan ada yang lebih heboh lagi, yaitu tinggal ikut wisuda saja. Dan hal ini tentu saja terjadi dengan melibatkan orang dalam, bahkan ada yang melibatkan pimpinan perguruan tinggi terebut.

Hanya dengan modal punya uang, anda bisa mendapatkan gelar sarjana, tanpa kuliah, tanpa capek, dan tanpa pusing segala. Apa jadinya kualitas sumberdaya manusia indonesia, kalau ijazah saja bisa dibeli.

Selasa, 28 Oktober 2008

Kuliah Wirausaha

Jika anda tidak ingin jadi pegawai, jika anda mau kaya, jika anda ingin jadi bosss atau jika anda tidak ingin diatur oleh orang lain???

Kalau anda bertipe seperti orang diatas, berarti anda punya cita-cita untuk memiliki usaha sendiri. Anda ingin jadi memiliki usaha sendiri, anda ingin jadi pengusaha.

Jadi pengusaha memang tidak mudah, butuh ketekunan, semangat, kesabaran dan sedikit modal, serta kerja keras, pengalaman. Dan yang terpenting dari itu semua adalah ilmu untuk menjadi pengusaha sukses.

Sekarang ini banyak ditawarkan sekolah-sekolah untuk menjadi pengusaha, mulai yang pakai gelar maupun non gelar.

Salah satu pendidikan kewirausahaan yang memberikan gelar adalah di universitas dian nuswantoro, walaupun cuma D III dan statusnya masih dalam taraf ijin penyelenggaraan. Untuk lebih jelasnya silakan klik sitenya di dinus.ac.id.

Sedangkan program pendidikan kewirausahaan yang tidak memberikan gelar kepada pesertanya adalah Entrepreneur University, sebuah sekolah kewirausahaan yang dikelola oleh Purdi E Chandra pemilik Group Primagama. Lembaga Pendidikan ini bertujuan menjadi Lembaga Pendidikan Non-Formal yang bukan menciptakan calon pencari kerja, tapi menciptakan pengusaha baru. Pendidikan di Enterpreneur University tidak menggunakan aturan Formal seperti layaknya pendidikan lainnya. Tanpa Nilai, Tanpa Ujian, Tanpa Akreditasi, Tanpa Status, Tanpa Ijazah, dan di wisuda setelah menjadi Pengusaha. Apabila anda berminat, silakan klik sitenya di entrepreneur-univ.com

Senin, 27 Oktober 2008

Tips memilih perguruan tinggi dan jurusan

Berikut ini adalah tips memilih perguruan tinggi dan jurusan:

Reputasi perguruan tinggi
Pertimbangan utama yang sering dipakai orang secara umum untuk memilih sebuah perguruan tinggi adalah dengan memperhatikan reputasi perguruan tinggi yang bersangkutan. Maksud reputasi di sini adalah perguruan tinggi tersebut secara umum dikenal sebagai perguruan tinggi yang baik dikalangan umum dan pendidik, memiliki sarana belajar mengajar yang baik dengan fasilitas yang memadai, dan lulusannya pun tidak kesulitan dalam mencari pekerjaan. Maka tidaklah mengherankan apabila sebelum lulus mereka sudah dipesan oleh perusahaan-perusahaan pemakainya.

Minat dan kemampuan Anda
Anda boleh saja memilih jurusan apa saja yang anda minati, tapi ingat: perhatikan apakah anda mampu atau tidak? Jangan memilih jurusan karena gengsi dan jangan paksakan diri anda untuk kuliah dijurusan yang anda tidak mampu (pikiran dan beaya), sehingga anda akan terhindar putus ditengah jalan atau terhindar dari IP yang rendah.

Prospek jurusan
Pilihlah jurusan yang sering dibutuhkan. Semakin sering jurusan itu dibutuhkan, semakin besar peluang anda untuk memperoleh pekerjaan. Anda dapat melakukan survey dengan membaca situs-situs lowongan kerja, membaca lowongan CPNS, maupun dengan membaca mass media seperti koran kompas terbitan hari sabtu, dimana banyak sekali iklan lowongan pekerjaan pada hari itu.

Status Akreditasi
Apabila anda baru lulus SMU atau yang sederajat dan belum bekerja, sebaiknya anda memilih jurusan yang berakreditasi A. Karena dengan memilih jurusan yang terakreditasi A, berarti anda mempunyai peluang untuk bersaing di tingkat nasional bahkan internasional dalam mencari pekerjaan. Beberapa perusahaan besar mensyaratkan hal ini, bahkan lowongan CPNS untuk departemen-departemen juga mensyaratkan hal ini. Dan perlu diingat bahwa tidak semua jurusan dalam suatu perguruan tinggi mempunyai nilai akreditasi yang sama.

Jalur dan Jenjang Pendidikan
Negara kita memiliki 2 jenjang jalur pendidikan yaitu jalur akademik (strata 1, 2, 3) serta jalur profesional (diploma 1, 2, 3). Jalur akademik menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan, sedangkan jalur profesional menekankan pada keahlian tertentu. Selain itu lembaga kursus di tanah air biasanya mengiming-imingi calon siswanya dengan kata-kata 'setara' diploma 1, diploma 2 atau diploma 3. Anda harus bisa membedakan hal tersebut. Karena tidak semua perguruan tinggi mau mengakui sertifikat dari lembaga kursus tersebut, saat akan kita gunakan untuk transfer ke perguruan tinggi lain.

Fasilitas Pendidikan
Berhati-hatilah dengan tampilan fisik sebuah perguruan tinggi. Gedung megah dan ber-AC saja tidaklah cukup untuk menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang baik. Fasilitas utama yang harus anda perhatikan dalam suatu perguruan tinggi adalah seberapa baik dan bagusnya laboratorium (komputer, akuntansi, bahasa, dan lain-lain), studio dan perpustakaan yang dimilikinya.

Beaya
Kuliah di perguruan tinggi membutuhkan beaya yang besar. Mulai dari uang gedung, SPP, uang praktikum, uang buku, uang fotocopy, dan lain-lain. Belum lagi jika anda dari luar kota, ada uang kost, uang transport, uang makan, uang kesehatan, dan sebagainya. Untuk itu anda harus memperhatikan dana anda secara jeli dan seksama, mencukupi tidak? Perhitungkan semuanya jika anda tidak ingin gagal karenanya.

Minggu, 26 Oktober 2008

Kuliah di jurusan Eksakta atau Noneksakta

Sebagian besar masyarakat kita beranggapan, bahwa kuliah di jurusan eksakta lebih hebat daripada jurusan noneksakta. Ucapan masyarakat tadi memang tidak salah, karena biasanya yang kuliah di jurusan eksakta itu kebanyakan orang-orang yang cerdas. Begitu pula dalam masalah lowongan pekerjaan, lulusan eksakta lebih banyak dicari.

Tapi ingat, untuk menjadi orang yang sukses dan berhasil, anda tidak harus kuliah di jurusan eksakta. Tanyakan kepada diri anda sendiri, mampu tidak untuk kuliah dijurusan eksakta? Kalau tidak mampu, lebih baik anda kuliah di jurusan noneksakta.

Pentingnya Tes Buta Warna Sebelum Mendaftar Kuliah

Hampir sebagian besar calon mahasiswa melupakan untuk melakukan tes buta warna sebelum melaksanakan pendaftaran. Waktu pendaftaran mahasiswa baru dibuka, mereka langsung saja memilih jurusan yang dikehendakinya. Begitu ada pengumuman bahwa mereka diterima, bukan main gembiranya. Namun ketika melakukan daftar ulang ternyata mereka tidak lulus tes buta warna. Sehingga mereka gagal kuliah dijurusan impiannya, walaupun demikian masih ada beberapa beberapa perguruan tinggi (kecuali kedinasan) yang memberikan dispensasi kepada mereka untuk tetap kuliah di perguruan tinggi tersebut dengan mengambil jurusan lain yang tidak mensyaratkan buta warna. Tentunya berdasarkan aturan perguruan tinggi tersebut.

Hampir semua jurusan eksakta (kecuali matematika dan Teknik Sipil) mensyaratkan calon mahasiswanya tidak buta warna, begitu pula dengan sebagian sekolah kedinasan. Untuk itu sebelum Anda menyesal di kemudian hari, ada baiknya anda melakukan tes buta warna dulu. Karena buta warna merupakan kelainan genetik, sehingga tidak dapat diobati.

Apabila anda berasal dari SMK (jurusan elektro, mesin) atau anda pernah mencari SIM tentu anda pernah melakukan tes ini. Namun apabila anda belum pernah melakukannya, silakan klik disini. Apabila anda belum yakin/puas bahwa anda buta warna atau tidak, anda dapat datang ke dokter untuk melakukan tes buta warna.

Akan tetapi apabila hasilnya nanti anda tetap buta warna, jangan sedih dan khawatir, masih banyak jurusan lain yang anda dapat anda ambil untuk mencapai sukses.


Jangan asal kuliah

Setiap orang yang kuliah di perguruan tinggi mengharapkan akan mendapatkan ilmu dan status sosial dalam masyarakat begitu diwisuda nanti, selain itu mereka tentunya berharap mendapatkan tujuan utamanya yaitu memperoleh pekerjaan dengan gaji yang besar.

Akan tetapi tidak semua harapan tersebut menjadi kenyataan. Banyak diantara mereka yang gagal ditengah jalan karena tidak cocok dengan sistem perkuliahan yang ada (kuliah sering kosong, dosennya tidak menguasai materi, laboratoriumnya payah), atau karena tidak mampu (secara pikiran), atau karena tidak ada beaya kuliah lagi.

Sedangkan yang lain terkendala sulitnya mencari pekerjaan setelah diwisuda karena minimnya lowongan pekerjaan yang sesuai jurusannya, atau karena IP-nya rendah, atau karena jurusannya tidak terakreditasi.

Oleh karena itu sebelum anda mendaftar kuliah, ada baiknya anda memperhatikan betul tips memilih perguruan tinggi dan jurusan, agar anda tidak rugi waktu dan dana.